History

History

Selasa, 06 Mei 2014

FAKTOR EDAPHIS EKOSISTEM SAWAH BERTINGKAT


Faktor Edaphis
Menurut Hanafiah (2005), tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan penyuplai kebutuhan air dan udara. Secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl, dan lain-lain). Berdasarkan tanah tempat kami melakukan obsevasi nilai kesuburan tanah sawah di lokasi kegiatan kabupaten tanah datar kisaran nilai dan tingkat penilaian analisis agregat kimia tanah sawah dilokasi kegiatan Kabupaten Tanah Datar,  memiliki nilai kalsium (K) pada kedalaman 0-30 cm adalah 0,37-0,42 agregrat kimia tanah tergolong sawah ini peringkat sedang sedangkan pada kedalaman 30-60 cm adalah 0,37-0,44 agregrat kimia tanah tergolong sawah ini peringkat sedang.
Kisaran Nilai Dan Tingkat Penilaian Analisis Agregat Kimia Tanah Sawah - di Lokasi Kegiatan, Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar.
Sifat kimia tanah
Kedalaman lapisan contoh ( cm )
0 – 30
30 – 60
Nilai
Peringkat
Nilai
Peringkat
pH ( H2o )
6,2 –  6.6
S
6,3 –  6,7
S
C – organic (%)
6,62 – 6,77
S
6,67 – 6,67
S
N – total (%)
12,77 – 13,66
s
12,67 – 13,76
S
P205 Bray 1 (ppm)
27,2 – 20,7
S
20,0 – 22,7
S
Ca (me/100g)
6,02 – 6,42
S
6,37 – 6,67
S
Mg (me/100 g)
2,22- 2,24
S
2,32 – 2,42
S
K (me/100 g)
0,37 – 0,42
S
0,37 – 0,44
S
Na (me/100 g )
0,48 – 0,66
S
0,47 – 0,66
S
Total Basa (me/100 g)
8,12 – 8,18

7,04 – 7,26

KTK (me/100 g)
21,6 – 22,6
S
24,6 – 26,7
S
Kejenuhan Basa (%)
47,8 – 41,8
S
44,7 - 47,7
S
Kadar Abu (%)
10,06 – 10,11
S
10,66 – 10,77
S
Kadar Air Lapang (%)
170,6 – 210,6

177,6 – 227,7

Kadar Air Tanah (%)
170,6 – 201,1

175,7 – 187,7


Keterangan :

SM
=
Sangat masam

T
=
Tinggi

R
=
Rendah
ST
=
Sangat tinggi

S
=
Sedang

SR
=
Sangat rendah
Catatan :
Diolah dari data analisis agregat tanah oleh Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Riau

Tanah sawah adalah tanah yang digunakan untuk bertanam padi disawah, baik terus menerus sepanjang tahun maupun tahun maupun bergiliran dengan tanaman palawija. Segala macam jenis tanah dapat disawahkan asalkan air cukup tersedia. Karena itu tidak mengherankan bila sifat tanah sangat beragam sesuai dengan sifat tanah asaalnya. (Subagyo dkk). Tanah grumusol banyak digunakan untuk areal pertanaman padi sawah. Tanah grumusol terbentuk pada tempat-tempat yang tingginya tidak lebih dari 300 meter di atas muka laut dengan topografi agak bergelombang sampai berbukit, temperatur tahunan rata-rata 250 C dengan curah hujan kurang dari 2500 mm dan pergantian musim hujan dan musim kemarau nyata (Sariasih, 2010).

FAKTOR KLIMATOLOGI EKOSISTEM SAWAH BERTINGKAT


Faktor Klimatologis

Kalimatologis adalah ilmu yang mempelajari atau menyelidiki tentang iklim. Yang dimaksud dengan iklim adalah keadaan cuaca pada suatu daerah tertentu pada jangka waktu yang panjang. Sedangkan cuaca adalah keadaan atmosfer pada suatu waktu (thesproduktion Blogsport, 2008).
          Klimatologi dibagi menjadi dua yaitu makro klimatologi dan mikro klimatologi. Makro klimatologi adalah klimatologi yang mempelajari sifat-sifat atmosfer pada daerah yang luas. Sedangkan mikro klimatologi adalah klimatologi yang mempelajari iklim pada daerah yang sempit. Klimatologi sangat penting bagi ekologi tumbuhan. Dikontraskan dengan meterologi yang mempelajari cuaca jangka pendek yang berakhir sampai beberapa minggu, klimatologi mempelajari frekuensi di mana sistem cuaca ini terjadi (thesproduction Blogspot,2008).
Faktor penting yang mempengaruhi penyebaran dan pertumbuhan tumbuh-tumbuhan adalah iklim. Unsur-unsur iklim seperti temperatur, curah hujan, kelembaban, dan tekanan uap air berpengaruh terhadap pertumbuhan pohon. Pengaruh iklim terhadap tumbuh-tumbuhan sangat nyata, terlebih lagi iklim mikro di suatu tempat yang bergantung kepada keadaan topografi dan kondisi atmosfer karena kondisi atmosfer juga ikut menentukan sifat iklim setempat dan regional. Adanya perbedaan iklim akan menimbulkan variasi dalam formasi hutan (Arif dalam Irwanto, 2010). Menurut Irmawati (2012) iklim merupakan komponen ekosistem dan faktor produksi yang sangat dinamik dan sulit dikendalikan. Dalam prakteknya, iklim dan cuaca sangat sulit untuk dimodifikasi/dikendalikan sesuai dengan kebutuhan.
Iklim adalah perpaduan dari semua unsur dalam satu gabungan yang berasal dari proses iklim terkait. Faktor yang menentukan kondisi atmosfer dapat dipakai dalam klasifikasi iklim. Telah banyak ditemukan korelasi antara tanaman dan unsur panas atau air. Dengan demikian indeks suhu atau air dipakai sebagai kriteria untuk menentukan jenis iklim. Klasifikasi iklim berdasarkan pola tanaman biasanya dikaitkan dengan hutan, hujan, gurun, padang rumput, dan tundra (Tjasjono, 1999).
Adapun komponen-komponen klimatologi tersebut adalah sebagai berikut:
a) Suhu udara
Suhu merupakan salah satu faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan makhluk hidup, termasuk tumbuhan. Suhu dapat memberikan pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Rai dkk dalam elfis (2010) suhu dapat berperan langsung hampir pada setiap fungsi dari tumbuhan dengan mengontrol laju proses-proses kimia dalam tumbuhan tersebut, sedangkan berperan tidak langsung dengan mempengaruhi faktor-faktor lainnya terutama suplai air. Suhu akan mempengaruhi laju evaporasi dan menyebabkan tidak saja keefektifan hujan tetapi juga laju kehilangan air dari organisme.
Menurut Arsyad (1980), secara garis besar semakin jauh dari khatulistiwa, suhu rata-rata semakin turun. Demikian pula, semakin jauh dari khatulistiwa, perbedaan lamanya siang dan malam semakin besar. Kedua hal inilah yang menyebabkan terjadinya musim panas dan musim dingin didaerah-daerah yang lebih utara daripada garis balik utara dan lebih selatan dari dari pada garis balik sel. Disamping oleh pergeseran kedudukan matahari iklim-iklim daerah di bumi juga dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut:
a. Penyebaran darat dan laut di permukaan bumi
b. Perbedaan ketinggian letak dari permukaan laut
c. Arus angin yang ditimbulkan oleh perbedaan tekanan udara
d. Arus laut yang ditimbulkan oleh perbedaan musim
Lebih lanjut Tjasjono (1999), menyatakan bahwa suhu udara berubah-ubah sesuai dengan tempat dan waktu. Pada umumnya suhu maksimum terjadi sesudah tengah hari, biasanya antara jam 12.00 dan jam 14.00, dan suhu minimum terjadi pada jam 06.00 atau sekitar matahari terbit. Suhu udara harian didefenisikan sebagai rata-rata pengamatan selama 24 jam yang dilakukan tiap jam.suhu bulanan rata-rata adalah jumlah dari suhu harian rata-rata dalam 1 bulan dibagi dengan jumlah hari dalam bulan tersebut. Berdasarkan Pengukuran iklim periode januari - maret 2014. Berdasarkan rekapitulasi data sekunder Kabupaten Tanah Datar Kota Batusangkar sebagai berikut:

Tabel 1.1 Rata rata suhu udara (0C)
No.
Bulan
Suhu udara harian (oC)
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
19.00
1.
April
21,1
21,0
21,0
21,5
21,3
21,1
21,1
2.
Mei
20,2
21,1
21,5
23,1
23,1
21,3
21,3
3.
Juni
21,2
21,4
23,0
20,0
20,2
23,1
23,2
4.
Juli
21,4
21,3
23,3
20,5
20,4
20,1
23,1
5.
Agustus
21,5
23,1
21,3
20,0
20,2
23,1
21,1
6.
September
20,1
21,1
21,1
20,4
23,3
23,2
21,0
7.
Oktober
20,4
21,2
21,1
20,2
23,1
23,2
21,2
8.
November
20,1
21,2
21,4
23,0
23,1
21,5
21,3
9.
Desember
21,5
23,1
21,3
20,0
20,2
23,1
21,1
10.
Januari
20,1
21,1
21,1
20,4
23,3
23,2
21,0
11.
Februari
20,4
21,2
21,1
20,2
23,1
23,2
21,2
12.
Maret
20,1
21,2
21,4
23,0
23,1
21,5
21,3
Catatan: Berdasarkan rekapitulasi dan sekunder dari Balai Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatra Barat untuk data iklim seputaran kabupaten Agam dan Tanah datar.

Menurut Arsyad (1980), dibandingkan dengan daerah –daerah bumi lainnya daerah subtropik, tropik, daerah sedang dan daerah kutub, di daerah tropik unsur-unsur iklim seperti suhu udara, penyinaran matahari, kecepatan angin, kelengasan nisbi dan penguapan agak lebih konstan keadaannya. Tidak terdapat perbedaan yang besar antara angka-angka minimum dan angka-angka maksimum dari unsur-unsur iklim tersebut. Adapun unsur-unsur iklim tersebut adalah sebagai berikut:
1) Suhu udara sangat erat hubungannya dengan ketinggian tempat dari permukaan laut. Makin tinggi dari permukaan laut, makin rendah suhu.untuk tiap kenaikan 100 mm,suhu udara turun 0,5 derajat sampai 0,6 derajat. Bedasarkan zona suhu, mohr membagi daratan indonesia menjadi 4 daerah sebagai berikut:
(a) Dataran rendah tropik, 0-1.000 m dpl, suhu panas 270-250 C
(b) Perbukitan, 200 – 1000 m dpl, suhu hangat, 240-190 C
(c) Pegunungan tropik, 1.000 – 1.900 m dpl, suhu sedang 180-130 C
(d) Pegunungan tiggi tropik, diatas 1.900 m dpl, suhu dingin, 120-00 C.
2) Sinar matahari menyediakan energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses hidupnya. Banyaknya sinar matahari yang mencapai permukaan bumi tergantung kepada tipe awan dan lamanya awan itu menghalangi sinar.

Tabel 1.2 Rata rata intensitas radiasi matahari (Watt/m2)
No.
Bulan
Radiasi Harian (Watt/m2/menit)
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
1.
April
31,9522
51,3915
59,3522
66,0316
92,6935
62,0290
62,0290
2.
Mei
200,0522
122,6222
122,2296
105,2292
122,2322
122,0220
122,0220
3.
Juni
166,0326
163,0222
192,1221
103,2251
106,9223
105,9321
105,9321
4.
Juli
96,9621
102,6621
103,5321
132,2226
105,2225
102,2223
102,2223
5.
Agustus
61,9660
69,9922
103,0150
105,1052
106,3105
101,0222
101,0222
6.
September
22,2252
66,2322
96,6623
100,5391
106,2222
105,6622
105,6622
7.
Oktober
22,2662
22,9921
69,0222
105,6225
105,9920
102,6692
102,6692
8.
November
22,6666
22,2251
62,6692
92,9210
101,6623
96,9635
96,9635
9.
Desember
61,9660
69,9922
103,0150
105,1052
106,3105
101,0222
101,0222
10.
Januari
22,2252
66,2322
96,6623
100,5391
106,2222
105,6622
105,6622
11.
Februari
22,2662
222,9921
69,0222
105,6225
105,9920
102,6692
102,6692
12.
Maret
22,6666
22,2251
62,6692
92,9210
101,6623
96,9635
96,9635
Catatan: Berdasarkan rekapitulasi dan sekunder dari Balai Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatra Barat untuk data iklim seputaran kabupaten Agam dan Tanah datar.

3) Banyaknya air yang menguap dari permukaan tanah dan permukaan air terbuka dipegaruhi berbagai hal dan kejadian dalam atmosfer. Yang penting diantaranya ialah intensitas penyinaran matahari, kecepatan angin dan kelengasan udara.
4) Jumlah curah hujan merupakan unsur iklim terpenting yang mempengaruhi pola berusaha tani terutama sistem bercocok tanam.
5) Pola musim, letak Indonesia di antara benua Asia dan Australia hal ini memnyebabkan terpengaruhnya iklim oleh angin musim yang berubah-ubah arahnya, sejalan dengan bergesernya kedudukan matahari diatas khatulistiwa.

b) Kelembapan udara
Kelembaban ada kaitannya dengan laju transpirasi melalui daun karena transpirasi akan terkait dengan laju pengangkutan air dan unsur hara terlarut. Bila kondisi lembap dapat dipertahankan maka banyak air yang diserap tumbuhan dan lebih sedikit yang diuapkan. Kondisi ini mendukung aktivitas pemanjangan sel sehingga sel-sel lebih cepat mencapai ukuran maksimum dan tumbuh bertambah besar. (Rozali, 2013)
Kelembapan udara merupakan unsur cuaca yang berkaitan dengan adanya uap air di atmosfer. Banyak sedikitnya uap air di atmosfer tergantung pada kemampuan udara atmosfer untuk menampung air sedangkan kapasitas udara dikontrol oleh suhu waktu. Udara yang panas lebih banyak dapat menampung uap air daripada udara dingin. Apabila terdapat uap air yang melebihi kapasitas maka kelebihan uap air tersebut akan mengalami proses kondensasi atau sublimasi. Kelembapan udara dapat mengontrol suhu udara yang dekat pada permukaan bumi, hal ini disebabkan sifat uap air yang lebih mampu mengabsorpsi radiasi panas dibandingkan dengan udara kering (Arsyad, 1980).
Berat sebuah kolom udara per satuan luas diatas sebuah titik menunjukkan tekanan atmosfer pada titik tersebut. Dipermukaan laut tekanan atmosfer adalah 101,32 kPa atau 1.013,2 mb. Karena atmosfer mengikuti hukum gas dan atmosfer bersifat mampat (compressible), maka massa jenis atmosfer paling besar pada lapisan bawah karena lapisan atmosfer ini tertekan oleh massa atmosfer diatasnya. Tekanan atmosfer selalu berkurang dengan bertambahnya ketinggian (Tjasjono, 1999).

Tabel 1.3 Rata rata kelembapan udara (%)
No.
Bulan
Kelembaban udara harian (%)
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
19.00
1.
April
86
84
81
84
86
85
85
2.
Mei
75
71
74
73
74
74
74
3.
Juni
79
78
75
74
74
75
81
4.
Juli
82
81
75
71
71
74
74
5.
Agustus
87
81
83
75
76
81
75
6.
September
83
82
75
75
75
76
81
7.
Oktober
84
82
75
81
81
78
79
8.
November
85
81
82
79
78
78
79
9.
Desember
82
81
75
71
71
74
74
10.
Januari
87
81
83
75
76
81
75
11.
Februari
83
82
75
75
75
76
81
12.
Maret
84
82
75
81
81
78
79
Catatan: Berdasarkan rekapitulasi dan sekunder dari Balai Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatra Barat untuk data iklim seputaran kabupaten Agam dan Tanah datar.

c) Angin
Angin adalah gerakan udara yang sejajar dengan permukaan bumi, udara bergerak dari daerah bertekanan tiggi ke daerah bertekanan rendah. Angin diberi nama sesuai dengan dari arah mana angin datang, misalnya angin yang datang dari arah timurdisebut angin timur, angin laut adalah angin yang bertiup dari laut kedarat, dan angin lembah adalah angin yang datang dari lembah menaiki pegunungan (Tjasjono, 1999).
Menurut Arsyad (1980), angin mempunyai arah dan kecepatan yang ditentukan oleh adanya perbedaan tekanan udara di permukaan bumi. Semakin besar perbedaan tekanan udara semakin besar pula kecepatan angin. Di alam kecepatan angin tidaklah sederhana, tetapai banyak mengalami penyimpangan. Penyimpangan tersebut terjadi karena pengaruh efek rotasi bumi dan gaya gesekan. Efek rotasi bumi 0% di khatulistiwa, makin keselatan dan utara efek ini Semakin besar, dan mencapai 100% di kutub. Sebaliknya gaya gesekan sangat variabel, bergantung pada keadaan permukaan bumi dan letak ketinggian. Permukaan daerah yang kasar pengaruh topografi, vegetasi gaya gesekannya lebih besar dibandingkan dengan permukaan air.
Angin secara tidak langsung mempunyai efek penting pada produksi tanaman. Energi angin merupakan perantara dalam penyebaran tepung sari pada penyerbukan alamiah, tetapi angin juda dapat menyebarkan benih rumput liar dan melakukan penyerbukan silang yang tidak diinginkan. Angin yang terlalu kencang juga akan menggangu penyerbukan oleh serangga. (Razali, 2013)
Angin merupakan unsur penting bagi tanaman, karena angin dapat mengatur penguapan atau temperature, membantu penyerbukan  membawa uap air sehingga udara panas menjadi sejuk, dan membawa gas–gas yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Hal  tersebut ditinjau dari keuntungannya, tetapi dari segi kerugiannya adalah tanaman bisa terbakar karena angin, penyerbukan karena angin bijinya tidak bisa menjadi murni sehingga tanaman perlu diisolasi, dapat menyebarluaskan gulma, membawa serangga tertentu kemana mana, dan angin yang kencang dapat merebahkan tanaman. Salah satu jalan untuk mengatasi pengaruh buruk angin, ialah dengan jalan menanam pohon penahan angin yang dapat menjamin perlindungan sejauh 15 – 20 kali tinggi pohon perlindung. Misalnya tinggi pohon 10 meter, tanaman sejauh 150 – 200 meter dapat dilindungi sehingga memperlambat kecepatan angin. Angin dengan kecepatan 4-5 sampai 6-7 m /sec sudah tidak mampu untuk merobohkan tanaman. Angin mempengaruhi transpirasi dengan bergeraknya uap air disekitar tanaman, sehingga memberikan kesempatan terjadinya penguapan lebih lanjut. Situasi ini merupakan tekanan yang kuat bagi keseimbangan air, meskipun jumlah air dalam tanah cukup banyak. Pertumbuhan vertical akan terbatas sesuai dengan kemampuan mengisap dan mentransformasikan air ke atas untuk mengimbangi transpirasi yang cepat, hasilnya mungkin akan membentuk tanaman yang kerdil.

d) Embun, kabut, dan perawanan
Embun terjadi akibat dari kondensasi pada permukaan tanah terutama pada waktu malam hari saat tanah menjadi dingin akibat radiasi yang hilang. Kadang-kadang angin laut membawa sejumlah uap air pada siang hari kemudian mengembun pada malam yang dingin. Titik embun ialah suhu saat udara menjadi jenuh dengan uap air atau suhu udara pada kelembapan nisbi 100%. Makin rendah kelembapan nisbi, makin rendah titik embun, yaitu terletak di bawah suhu udara (Tjasjono, 1999).
Selanjutnya Arsyad, 1980 awan adalah kumpulan butir-butir air, kristal es atau campuran keduanya, yang masih melekat pada inti-inti kodensasi dan tetap melayang-layang di udara. Pada umumnya awan terbentuk sebagai hasil pendinginan dari massa udara basah yang sedang bergerak keatas. Proses pendinginan terjadi karena menurunnya suhu udara tersebut secara adiabatis atau mengalami percampuran dengan udara dingin yang sedang bergerak kearah horizontal. Butir-butir debu atau kristal-kristal es yang melayang-layang di lapisan troposfir dapat berfugsi sebagai inti-inti kondensasi dan sublimasi yang dapat mempercepat proses pendinginan.
Menurut Tjasjono (1999), kabut dan awan mempunyai kesamaan yaitu terdiri atas tetes air yang mengapung di udar, tetapi secara fisis terdapat perbedaan antara kabut dan awan. Kabut terbentuk di dalam udara dekat permukaan bumi, sedangkan awan terbentuk pada paras yang lebih tinggi. Awan terbentuk jika udara menjadi dingin secara adibiatik melalui udara yang naik dan mengembang. Kabut terbentuk melalui pendinginan udara oleh sentuhan dan percampuran atau melalui penjenuhan udara oleh penambahan kadar air.