EKOSISTEM SAWAH BERTINGKAT 6C
History

Sabtu, 05 Juli 2014
Kamis, 03 Juli 2014
Senin, 12 Mei 2014
Selasa, 06 Mei 2014
FAKTOR EDAPHIS EKOSISTEM SAWAH BERTINGKAT
Faktor Edaphis
Menurut Hanafiah (2005),
tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai
tempat tumbuh berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan penyuplai
kebutuhan air dan udara. Secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan
penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan
unsur-unsur esensial seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl, dan
lain-lain). Berdasarkan tanah tempat kami melakukan obsevasi nilai
kesuburan tanah sawah di lokasi kegiatan kabupaten tanah datar kisaran nilai
dan tingkat penilaian analisis agregat kimia tanah sawah dilokasi kegiatan
Kabupaten Tanah Datar, memiliki nilai
kalsium (K) pada kedalaman 0-30 cm adalah 0,37-0,42 agregrat kimia tanah
tergolong sawah ini peringkat sedang sedangkan pada kedalaman 30-60 cm adalah
0,37-0,44 agregrat kimia tanah tergolong sawah ini peringkat sedang.
Kisaran Nilai Dan Tingkat Penilaian Analisis
Agregat Kimia Tanah Sawah - di Lokasi Kegiatan, Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar.
Sifat kimia tanah
|
Kedalaman
lapisan contoh ( cm )
|
||||||||||||||||||||||||||
0 – 30
|
30 –
60
|
||||||||||||||||||||||||||
Nilai
|
Peringkat
|
Nilai
|
Peringkat
|
||||||||||||||||||||||||
pH ( H2o
)
|
6,2
– 6.6
|
S
|
6,3
– 6,7
|
S
|
|||||||||||||||||||||||
C –
organic (%)
|
6,62 –
6,77
|
S
|
6,67 –
6,67
|
S
|
|||||||||||||||||||||||
N –
total (%)
|
12,77
– 13,66
|
s
|
12,67
– 13,76
|
S
|
|||||||||||||||||||||||
P205
Bray 1 (ppm)
|
27,2 –
20,7
|
S
|
20,0 –
22,7
|
S
|
|||||||||||||||||||||||
Ca
(me/100g)
|
6,02 –
6,42
|
S
|
6,37 –
6,67
|
S
|
|||||||||||||||||||||||
Mg
(me/100 g)
|
2,22-
2,24
|
S
|
2,32 –
2,42
|
S
|
|||||||||||||||||||||||
K
(me/100 g)
|
0,37 –
0,42
|
S
|
0,37 –
0,44
|
S
|
|||||||||||||||||||||||
Na
(me/100 g )
|
0,48 –
0,66
|
S
|
0,47 –
0,66
|
S
|
|||||||||||||||||||||||
Total
Basa (me/100 g)
|
8,12 –
8,18
|
|
7,04 –
7,26
|
|
|||||||||||||||||||||||
KTK
(me/100 g)
|
21,6 –
22,6
|
S
|
24,6 –
26,7
|
S
|
|||||||||||||||||||||||
Kejenuhan
Basa (%)
|
47,8 –
41,8
|
S
|
44,7 -
47,7
|
S
|
|||||||||||||||||||||||
Kadar
Abu (%)
|
10,06
– 10,11
|
S
|
10,66
– 10,77
|
S
|
|||||||||||||||||||||||
Kadar
Air Lapang (%)
|
170,6
– 210,6
|
|
177,6
– 227,7
|
|
|||||||||||||||||||||||
Kadar
Air Tanah (%)
|
170,6
– 201,1
|
|
175,7
– 187,7
|
|
|||||||||||||||||||||||
Keterangan
:
|
|||||||||||||||||||||||||||
Catatan
:
|
Diolah
dari data analisis agregat tanah oleh Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Riau
|
||||||||||||||||||||||||||
Tanah
sawah adalah tanah yang digunakan untuk bertanam padi disawah, baik terus
menerus sepanjang tahun maupun tahun maupun bergiliran dengan tanaman palawija. Segala macam jenis tanah dapat disawahkan asalkan air
cukup tersedia. Karena itu tidak mengherankan bila sifat tanah sangat beragam
sesuai dengan sifat tanah asaalnya. (Subagyo dkk). Tanah
grumusol banyak digunakan untuk areal pertanaman padi sawah. Tanah grumusol
terbentuk pada tempat-tempat yang tingginya tidak lebih dari 300 meter di atas
muka laut dengan topografi agak bergelombang sampai berbukit, temperatur
tahunan rata-rata 250 C
dengan curah hujan kurang dari 2500 mm dan pergantian musim hujan dan musim
kemarau nyata (Sariasih, 2010).
FAKTOR KLIMATOLOGI EKOSISTEM SAWAH BERTINGKAT
Faktor Klimatologis
Kalimatologis
adalah ilmu yang mempelajari atau menyelidiki tentang iklim. Yang dimaksud
dengan iklim adalah keadaan cuaca pada suatu daerah tertentu pada jangka waktu
yang panjang. Sedangkan cuaca adalah keadaan atmosfer pada suatu waktu
(thesproduktion Blogsport, 2008).
Klimatologi dibagi menjadi dua yaitu makro
klimatologi dan mikro klimatologi.
Makro klimatologi adalah klimatologi yang mempelajari sifat-sifat atmosfer pada
daerah yang luas. Sedangkan mikro klimatologi adalah klimatologi yang
mempelajari iklim pada daerah yang sempit. Klimatologi sangat penting bagi
ekologi tumbuhan. Dikontraskan dengan meterologi yang mempelajari cuaca jangka
pendek yang berakhir sampai beberapa minggu, klimatologi mempelajari frekuensi
di mana sistem cuaca ini terjadi (thesproduction Blogspot,2008).
Faktor penting
yang mempengaruhi penyebaran dan pertumbuhan tumbuh-tumbuhan adalah iklim.
Unsur-unsur iklim seperti temperatur, curah hujan, kelembaban, dan tekanan uap
air berpengaruh terhadap pertumbuhan pohon. Pengaruh iklim terhadap tumbuh-tumbuhan
sangat nyata, terlebih lagi iklim mikro di suatu tempat yang bergantung kepada
keadaan topografi dan kondisi atmosfer karena kondisi atmosfer juga ikut
menentukan sifat iklim setempat dan regional. Adanya perbedaan iklim akan
menimbulkan variasi dalam formasi hutan (Arif dalam Irwanto, 2010).
Menurut Irmawati (2012) iklim merupakan komponen
ekosistem dan faktor produksi yang sangat dinamik dan sulit dikendalikan. Dalam
prakteknya, iklim dan cuaca
sangat sulit untuk dimodifikasi/dikendalikan sesuai dengan kebutuhan.
Iklim adalah perpaduan dari semua unsur dalam satu gabungan
yang berasal dari proses iklim terkait. Faktor yang menentukan kondisi atmosfer
dapat dipakai dalam klasifikasi iklim. Telah banyak ditemukan korelasi antara
tanaman dan unsur panas atau air. Dengan demikian indeks suhu atau air dipakai
sebagai kriteria untuk menentukan jenis iklim. Klasifikasi iklim berdasarkan
pola tanaman biasanya dikaitkan dengan hutan, hujan, gurun, padang rumput, dan
tundra (Tjasjono, 1999).
Adapun komponen-komponen klimatologi tersebut adalah sebagai
berikut:
a)
Suhu udara
Suhu
merupakan salah satu faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap
kehidupan makhluk hidup, termasuk tumbuhan. Suhu dapat memberikan pengaruh baik
secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Rai dkk dalam elfis (2010) suhu dapat berperan langsung hampir pada setiap
fungsi dari tumbuhan dengan mengontrol laju proses-proses kimia dalam tumbuhan
tersebut, sedangkan berperan tidak langsung dengan mempengaruhi faktor-faktor
lainnya terutama suplai air. Suhu akan mempengaruhi laju evaporasi dan
menyebabkan tidak saja keefektifan hujan tetapi juga laju kehilangan air dari
organisme.
Menurut Arsyad (1980), secara garis besar semakin jauh dari
khatulistiwa, suhu rata-rata semakin turun. Demikian pula, semakin jauh dari
khatulistiwa, perbedaan lamanya siang dan malam semakin besar. Kedua hal inilah
yang menyebabkan terjadinya musim panas dan musim dingin didaerah-daerah yang
lebih utara daripada garis balik utara dan lebih selatan dari dari pada garis
balik sel. Disamping oleh pergeseran kedudukan matahari iklim-iklim daerah di
bumi juga dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut:
a.
Penyebaran darat dan laut di permukaan bumi
b.
Perbedaan ketinggian letak dari permukaan laut
c.
Arus angin yang ditimbulkan oleh perbedaan tekanan udara
d.
Arus laut yang ditimbulkan oleh perbedaan musim
Lebih lanjut Tjasjono (1999), menyatakan bahwa suhu udara
berubah-ubah sesuai dengan tempat dan waktu. Pada umumnya suhu maksimum terjadi
sesudah tengah hari, biasanya antara jam 12.00 dan jam 14.00, dan suhu minimum
terjadi pada jam 06.00 atau sekitar matahari terbit. Suhu udara harian
didefenisikan sebagai rata-rata pengamatan selama 24 jam yang dilakukan tiap
jam.suhu bulanan rata-rata adalah jumlah dari suhu harian rata-rata dalam 1
bulan dibagi dengan jumlah hari dalam bulan tersebut. Berdasarkan Pengukuran
iklim periode januari - maret 2014. Berdasarkan rekapitulasi data sekunder Kabupaten Tanah
Datar Kota Batusangkar sebagai berikut:
Tabel 1.1 Rata rata suhu udara (0C)
No.
|
Bulan
|
Suhu
udara harian (oC)
|
||||||
9.00
|
10.00
|
11.00
|
12.00
|
13.00
|
14.00
|
19.00
|
||
1.
|
April
|
21,1
|
21,0
|
21,0
|
21,5
|
21,3
|
21,1
|
21,1
|
2.
|
Mei
|
20,2
|
21,1
|
21,5
|
23,1
|
23,1
|
21,3
|
21,3
|
3.
|
Juni
|
21,2
|
21,4
|
23,0
|
20,0
|
20,2
|
23,1
|
23,2
|
4.
|
Juli
|
21,4
|
21,3
|
23,3
|
20,5
|
20,4
|
20,1
|
23,1
|
5.
|
Agustus
|
21,5
|
23,1
|
21,3
|
20,0
|
20,2
|
23,1
|
21,1
|
6.
|
September
|
20,1
|
21,1
|
21,1
|
20,4
|
23,3
|
23,2
|
21,0
|
7.
|
Oktober
|
20,4
|
21,2
|
21,1
|
20,2
|
23,1
|
23,2
|
21,2
|
8.
|
November
|
20,1
|
21,2
|
21,4
|
23,0
|
23,1
|
21,5
|
21,3
|
9.
|
Desember
|
21,5
|
23,1
|
21,3
|
20,0
|
20,2
|
23,1
|
21,1
|
10.
|
Januari
|
20,1
|
21,1
|
21,1
|
20,4
|
23,3
|
23,2
|
21,0
|
11.
|
Februari
|
20,4
|
21,2
|
21,1
|
20,2
|
23,1
|
23,2
|
21,2
|
12.
|
Maret
|
20,1
|
21,2
|
21,4
|
23,0
|
23,1
|
21,5
|
21,3
|
Catatan: Berdasarkan rekapitulasi
dan sekunder dari Balai Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatra Barat untuk
data iklim seputaran kabupaten Agam dan Tanah datar.
Menurut Arsyad (1980), dibandingkan dengan daerah –daerah
bumi lainnya daerah subtropik, tropik, daerah sedang dan daerah kutub, di
daerah tropik unsur-unsur iklim seperti suhu udara, penyinaran matahari,
kecepatan angin, kelengasan nisbi dan penguapan agak lebih konstan keadaannya.
Tidak terdapat perbedaan yang besar antara angka-angka minimum dan angka-angka
maksimum dari unsur-unsur iklim tersebut. Adapun unsur-unsur iklim tersebut
adalah sebagai berikut:
1)
Suhu udara sangat erat hubungannya dengan ketinggian tempat dari permukaan
laut. Makin tinggi dari permukaan laut, makin rendah suhu.untuk tiap kenaikan
100 mm,suhu udara turun 0,5 derajat sampai 0,6 derajat. Bedasarkan zona suhu,
mohr membagi daratan indonesia menjadi 4 daerah sebagai berikut:
(a) Dataran rendah tropik, 0-1.000 m
dpl, suhu panas 270-250 C
(b) Perbukitan, 200 – 1000 m dpl,
suhu hangat, 240-190 C
(c) Pegunungan tropik, 1.000 – 1.900 m dpl, suhu sedang
180-130 C
(d) Pegunungan tiggi tropik, diatas 1.900 m dpl, suhu
dingin, 120-00 C.
2)
Sinar matahari menyediakan energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses
hidupnya. Banyaknya sinar matahari yang mencapai permukaan bumi tergantung
kepada tipe awan dan lamanya awan itu menghalangi sinar.
Tabel
1.2 Rata rata intensitas
radiasi matahari (Watt/m2)
No.
|
Bulan
|
Radiasi
Harian (Watt/m2/menit)
|
||||||
9.00
|
10.00
|
11.00
|
12.00
|
13.00
|
14.00
|
15.00
|
||
1.
|
April
|
31,9522
|
51,3915
|
59,3522
|
66,0316
|
92,6935
|
62,0290
|
62,0290
|
2.
|
Mei
|
200,0522
|
122,6222
|
122,2296
|
105,2292
|
122,2322
|
122,0220
|
122,0220
|
3.
|
Juni
|
166,0326
|
163,0222
|
192,1221
|
103,2251
|
106,9223
|
105,9321
|
105,9321
|
4.
|
Juli
|
96,9621
|
102,6621
|
103,5321
|
132,2226
|
105,2225
|
102,2223
|
102,2223
|
5.
|
Agustus
|
61,9660
|
69,9922
|
103,0150
|
105,1052
|
106,3105
|
101,0222
|
101,0222
|
6.
|
September
|
22,2252
|
66,2322
|
96,6623
|
100,5391
|
106,2222
|
105,6622
|
105,6622
|
7.
|
Oktober
|
22,2662
|
22,9921
|
69,0222
|
105,6225
|
105,9920
|
102,6692
|
102,6692
|
8.
|
November
|
22,6666
|
22,2251
|
62,6692
|
92,9210
|
101,6623
|
96,9635
|
96,9635
|
9.
|
Desember
|
61,9660
|
69,9922
|
103,0150
|
105,1052
|
106,3105
|
101,0222
|
101,0222
|
10.
|
Januari
|
22,2252
|
66,2322
|
96,6623
|
100,5391
|
106,2222
|
105,6622
|
105,6622
|
11.
|
Februari
|
22,2662
|
222,9921
|
69,0222
|
105,6225
|
105,9920
|
102,6692
|
102,6692
|
12.
|
Maret
|
22,6666
|
22,2251
|
62,6692
|
92,9210
|
101,6623
|
96,9635
|
96,9635
|
Catatan: Berdasarkan rekapitulasi
dan sekunder dari Balai Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatra Barat untuk
data iklim seputaran kabupaten Agam dan Tanah datar.
3)
Banyaknya air yang menguap dari permukaan tanah dan permukaan air terbuka
dipegaruhi berbagai hal dan kejadian dalam atmosfer. Yang penting diantaranya
ialah intensitas penyinaran matahari, kecepatan angin dan kelengasan udara.
4)
Jumlah curah hujan merupakan unsur iklim terpenting yang mempengaruhi pola
berusaha tani terutama sistem bercocok tanam.
5)
Pola musim, letak Indonesia di antara benua Asia dan Australia hal ini
memnyebabkan terpengaruhnya iklim oleh angin musim yang berubah-ubah arahnya,
sejalan dengan bergesernya kedudukan matahari diatas khatulistiwa.
b)
Kelembapan udara
Kelembaban ada
kaitannya dengan laju transpirasi melalui daun karena transpirasi akan terkait
dengan laju pengangkutan air dan unsur hara terlarut. Bila kondisi lembap dapat
dipertahankan maka banyak air yang diserap tumbuhan dan lebih sedikit yang
diuapkan. Kondisi ini mendukung aktivitas pemanjangan sel sehingga sel-sel
lebih cepat mencapai ukuran maksimum dan tumbuh bertambah besar. (Rozali, 2013)
Kelembapan udara merupakan unsur cuaca yang berkaitan dengan
adanya uap air di atmosfer. Banyak sedikitnya uap air di atmosfer tergantung
pada kemampuan udara atmosfer untuk menampung air sedangkan kapasitas udara
dikontrol oleh suhu waktu. Udara yang panas lebih banyak dapat menampung uap
air daripada udara dingin. Apabila terdapat uap air yang melebihi kapasitas
maka kelebihan uap air tersebut akan mengalami proses kondensasi atau
sublimasi. Kelembapan udara dapat mengontrol suhu udara yang dekat pada
permukaan bumi, hal ini disebabkan sifat uap air yang lebih mampu mengabsorpsi
radiasi panas dibandingkan dengan udara kering (Arsyad, 1980).
Berat sebuah kolom udara per satuan luas diatas sebuah titik
menunjukkan tekanan atmosfer pada titik tersebut. Dipermukaan laut tekanan
atmosfer adalah 101,32 kPa atau 1.013,2 mb. Karena atmosfer mengikuti hukum gas
dan atmosfer bersifat mampat (compressible), maka massa jenis atmosfer paling
besar pada lapisan bawah karena lapisan atmosfer ini tertekan oleh massa
atmosfer diatasnya. Tekanan atmosfer selalu berkurang dengan bertambahnya
ketinggian (Tjasjono, 1999).
Tabel
1.3
Rata rata kelembapan udara (%)
No.
|
Bulan
|
Kelembaban
udara harian (%)
|
||||||
9.00
|
10.00
|
11.00
|
12.00
|
13.00
|
14.00
|
19.00
|
||
1.
|
April
|
86
|
84
|
81
|
84
|
86
|
85
|
85
|
2.
|
Mei
|
75
|
71
|
74
|
73
|
74
|
74
|
74
|
3.
|
Juni
|
79
|
78
|
75
|
74
|
74
|
75
|
81
|
4.
|
Juli
|
82
|
81
|
75
|
71
|
71
|
74
|
74
|
5.
|
Agustus
|
87
|
81
|
83
|
75
|
76
|
81
|
75
|
6.
|
September
|
83
|
82
|
75
|
75
|
75
|
76
|
81
|
7.
|
Oktober
|
84
|
82
|
75
|
81
|
81
|
78
|
79
|
8.
|
November
|
85
|
81
|
82
|
79
|
78
|
78
|
79
|
9.
|
Desember
|
82
|
81
|
75
|
71
|
71
|
74
|
74
|
10.
|
Januari
|
87
|
81
|
83
|
75
|
76
|
81
|
75
|
11.
|
Februari
|
83
|
82
|
75
|
75
|
75
|
76
|
81
|
12.
|
Maret
|
84
|
82
|
75
|
81
|
81
|
78
|
79
|
Catatan: Berdasarkan rekapitulasi
dan sekunder dari Balai Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatra Barat untuk
data iklim seputaran kabupaten Agam dan Tanah datar.
c)
Angin
Angin adalah gerakan udara yang sejajar dengan permukaan
bumi, udara bergerak dari daerah bertekanan tiggi ke daerah bertekanan rendah.
Angin diberi nama sesuai dengan dari arah mana angin datang, misalnya angin
yang datang dari arah timurdisebut angin timur, angin laut adalah angin yang
bertiup dari laut kedarat, dan angin lembah adalah angin yang datang dari lembah
menaiki pegunungan (Tjasjono, 1999).
Menurut Arsyad (1980), angin mempunyai arah dan kecepatan
yang ditentukan oleh adanya perbedaan tekanan udara di permukaan bumi. Semakin
besar perbedaan tekanan udara semakin besar pula kecepatan angin. Di alam kecepatan
angin tidaklah sederhana, tetapai banyak mengalami penyimpangan. Penyimpangan
tersebut terjadi karena pengaruh efek rotasi bumi dan gaya gesekan. Efek rotasi
bumi 0% di khatulistiwa, makin keselatan dan utara efek ini Semakin besar, dan
mencapai 100% di kutub. Sebaliknya gaya gesekan sangat variabel, bergantung
pada keadaan permukaan bumi dan letak ketinggian. Permukaan daerah yang kasar
pengaruh topografi, vegetasi gaya gesekannya lebih besar dibandingkan dengan
permukaan air.
Angin secara
tidak langsung mempunyai efek penting pada produksi tanaman. Energi angin
merupakan perantara dalam penyebaran tepung sari pada penyerbukan alamiah,
tetapi angin juda dapat menyebarkan benih rumput liar dan melakukan penyerbukan
silang yang tidak diinginkan. Angin yang terlalu kencang juga akan menggangu
penyerbukan oleh serangga. (Razali,
2013)
Angin merupakan
unsur penting bagi tanaman, karena angin dapat mengatur penguapan atau
temperature, membantu penyerbukan
membawa uap air sehingga udara panas menjadi sejuk, dan membawa gas–gas
yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Hal
tersebut ditinjau dari keuntungannya, tetapi dari segi kerugiannya
adalah tanaman bisa terbakar karena angin, penyerbukan karena angin bijinya
tidak bisa menjadi murni sehingga tanaman perlu diisolasi, dapat
menyebarluaskan gulma, membawa serangga tertentu kemana mana, dan angin yang
kencang dapat merebahkan tanaman. Salah satu jalan untuk mengatasi pengaruh
buruk angin, ialah dengan jalan menanam pohon penahan angin yang dapat menjamin
perlindungan sejauh 15 – 20 kali tinggi pohon perlindung. Misalnya tinggi pohon
10 meter, tanaman sejauh 150 – 200 meter dapat dilindungi sehingga memperlambat
kecepatan angin. Angin dengan kecepatan 4-5 sampai 6-7 m /sec sudah tidak mampu
untuk merobohkan tanaman. Angin mempengaruhi transpirasi dengan bergeraknya uap
air disekitar tanaman, sehingga memberikan kesempatan terjadinya penguapan
lebih lanjut. Situasi ini merupakan tekanan yang kuat bagi keseimbangan air,
meskipun jumlah air dalam tanah cukup banyak. Pertumbuhan vertical akan
terbatas sesuai dengan kemampuan mengisap dan mentransformasikan air ke atas
untuk mengimbangi transpirasi yang cepat, hasilnya mungkin akan membentuk
tanaman yang kerdil.
d)
Embun, kabut, dan perawanan
Embun terjadi akibat dari kondensasi pada permukaan tanah
terutama pada waktu malam hari saat tanah menjadi dingin akibat radiasi yang
hilang. Kadang-kadang angin laut membawa sejumlah uap air pada siang hari
kemudian mengembun pada malam yang dingin. Titik embun ialah suhu saat udara
menjadi jenuh dengan uap air atau suhu udara pada kelembapan nisbi 100%. Makin
rendah kelembapan nisbi, makin rendah titik embun, yaitu terletak di bawah suhu
udara (Tjasjono, 1999).
Selanjutnya Arsyad, 1980 awan adalah kumpulan butir-butir
air, kristal es atau campuran keduanya, yang masih melekat pada inti-inti
kodensasi dan tetap melayang-layang di udara. Pada umumnya awan terbentuk
sebagai hasil pendinginan dari massa udara basah yang sedang bergerak keatas.
Proses pendinginan terjadi karena menurunnya suhu udara tersebut secara
adiabatis atau mengalami percampuran dengan udara dingin yang sedang bergerak
kearah horizontal. Butir-butir debu atau kristal-kristal es yang
melayang-layang di lapisan troposfir dapat berfugsi sebagai inti-inti kondensasi
dan sublimasi yang dapat mempercepat proses pendinginan.
Menurut Tjasjono (1999), kabut dan awan mempunyai kesamaan
yaitu terdiri atas tetes air yang mengapung di udar, tetapi secara fisis
terdapat perbedaan antara kabut dan awan. Kabut terbentuk di dalam udara dekat
permukaan bumi, sedangkan awan terbentuk pada paras yang lebih tinggi. Awan
terbentuk jika udara menjadi dingin secara adibiatik melalui udara yang naik
dan mengembang. Kabut terbentuk melalui pendinginan udara oleh sentuhan dan
percampuran atau melalui penjenuhan udara oleh penambahan kadar air.
Langganan:
Postingan (Atom)